3.7 SEBUTKAN dan JELASKAN ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL (versi COSO)

Pengendalian internal memiliki lima elemen atau komponen yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Adapun faktor yang membentuk lingkungan pengendalian meliputi ;
§ Integritas dan nilai etika
§ Komitmen terhadap kompetensi
§ Dewan direksi dan komite audit
§ Filosofi dan gaya operasi manajemen
§ Struktur organisasi
§ Penetapan wewenang dan tanggung jawab
§ Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia

2. Penialaian Risiko
Mekanisme yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi
Berkaitan dengan penilaian risiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal-hal khusus yang dapat muncul dari perubahan kondisi, seperti
§ Perubahan dalam lingkungan operasi
§ Personel baru
§ Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
§ Pertumbuhan yang cepat
§ Teknologi baru
§ Lini, produk, atau aktivitas baru
§ Operasi diluar negeri
§ Perrnyataan akuntansi

3. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari pengendalian internal perusahaan, sebab sistem ini memungkinkan entitas memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan.

4. Aktivitas Pengendalian
Ini ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak beres /salah. Aktivitas pengendalian ini dapat dikategorikan melelui :
§ Pemisahan tugas
Bermanfaat untuk mencegah adanya tindak kecurangan.
§ Pengendalian pemrosesan informasi
§ Pengendalian fisik
§ Review kerja

5. Pemantauan
Sistem pengendalian intern yang dipantau maka kekurangan dapat ditemukan dan efektifitas pengendalian meningkat. Pemantauan / monitoring penting karena berkaitan dengan pencapaian target/tujuan.

Sumber : http://dwipuspaningsih511.blogspot.com/2013/04/pengendalian-internal-menurut-coso.html

3.6 JELASKAN PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (versi COSO)

Pengertian pengendalian internal menurut COSO pada tahun 1992 yaitu suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan (Efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku)
coso_cube
Pengendalian internal memiliki lima komponen yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Adapun faktor yang membentuk lingkungan pengendalian meliputi ;
§ Integritas dan nilai etika
§ Komitmen terhadap kompetensi
§ Dewan direksi dan komite audit
§ Filosofi dan gaya operasi manajemen
§ Struktur organisasi
§ Penetapan wewenang dan tanggung jawab
§ Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia

2. Penialaian Risiko
Mekanisme yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi
Berkaitan dengan penilaian risiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal-hal khusus yang dapat muncul dari perubahan kondisi, seperti
§ Perubahan dalam lingkungan operasi
§ Personel baru
§ Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
§ Pertumbuhan yang cepat
§ Teknologi baru
§ Lini, produk, atau aktivitas baru
§ Operasi diluar negeri
§ Perrnyataan akuntansi

3. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari pengendalian internal perusahaan, sebab sistem ini memungkinkan entitas memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan.

4. Aktivitas Pengendalian
Ini ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak beres /salah. Aktivitas pengendalian ini dapat dikategorikan melelui :
§ Pemisahan tugas
Bermanfaat untuk mencegah adanya tindak kecurangan.
§ Pengendalian pemrosesan informasi
§ Pengendalian fisik
§ Review kerja

5. Pemantauan
Sistem pengendalian intern yang dipantau maka kekurangan dapat ditemukan dan efektifitas pengendalian meningkat. Pemantauan / monitoring penting karena berkaitan dengan pencapaian target/tujuan.

Sumber : http://dwipuspaningsih511.blogspot.com/2013/04/pengendalian-internal-menurut-coso.html

3.5 JELASKAN APA ITU COBIT

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).

COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).

COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.

Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
• Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
• Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
• Management Guidelines

Manfaat dan Pengguna COBIT :

Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
• Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
• Manajemen
v Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
• Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
• Auditors
v Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

Frame Work COBIT :

COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
• Effectiveness
• Efficiency
• Confidentiality
• Integrity
• Availability
• Compliance
• Reliability
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
• Applications
• Information
• Infrastructure
• People
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
• Business-focused
• Process-oriented
• Controls-based
• Measurement-driven

COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
• Planning & Organization.
• Acquisition & Implementation.
• Delivery & Support.
• Monitoring and Evaluation.

COBIT Maturity Model

COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan IT pada suatu organisasi dengan menggunakan maturity models yang bisa digunakan untuk penilaian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). COBIT mempunyai model kematangan (maturity models) untuk mengontrol proses-proses IT dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses IT yang dimilikinya dari skala nonexistent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5), yaitu: 0: Non Existen, 1: Initial, 2: Repetable, 3: Defined, 4: Managed dan 5: Optimized (Purwanto dan Saufiah, 2010; Setiawan, 2008; Nurlina dan Cory, 2008).

Sumber : http://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/

3.4 JELASKAN APA ITU COSO

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.

Sejarahnya, COSO ini ada kaitannya sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC danUS Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, nah kalo COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.

Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association ,yaitu : American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), Financial Executives Institute (FEI), The Institute of Internal Auditors (IIA) dan The Institute of Management Accountants (IMA). Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.

Walaupun disponsori sama 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini bersifat independen dan orang2 yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor. Nama ‘Treadway’ sendiri berasal dari nama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr.

Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya adalah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal (integrated guidance on internal control). Makanya terus dibentuk COSO, yang kemudian bekerjasama dengan Coopers & Lybrand (Ehm, kira2 bisa dibilang mbahnya PwC gitu) untuk membuat report itu.

Coopers & Lybrand mengeluarkan report itu pada 1992, dengan perubahan minor pada 1994, dengan judul ‘Internal Control – Integrated Framework’. Report ini berisi definisi umum internal control dan membuat framework untuk melakukan penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) atas internal control. Gunanya report ini salah satunya adalah untuk mengevaluasi FCPA compliance di suatu perusahaan.

Poin penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework’ (1992):
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
 Efektifitas dan efisiensi operasional
 Reliabilitas pelaporan keuangan
 Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
 Control Environment
 Risk Assessment
 Control Activities
 Information and communication
 Monitoring
coso12
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
 Internal Environment
 Objective Setting
 Event Identification
 Risk Assessment
 Risk Response
 Control Activities
 Information and Communication
 Monitoring
coso2

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/COSO
http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/10/14/pengertian-atau-definisi-coso/

3.3 JELASKAN HAMBATAN PASIF DAN CONTOHNYA

Berbeda dengan hambatan aktif. Hambatan Pasif adalah hambatan yang terjadi karna tidak disengaja. Hambatan pasif bisa terjadi karna kesalahan yang dilakukan manusia, atau bisa juga karna faktor bencana alam ,seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan angin badai. Hambatan Pasif mencakup kesalahan sistem. Kesalahan sistem menggambarkan kegagalan komponen peralatan sistem, seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga,matinya aliran listrik, dan sebagainya.
Pengendalian terhadap hambatan semacam ini dapat berupa pengendalian preventif maupun korektif seperti :

a. Sistem Toleransi Kesalahan
Dimana sebagian besar metode yang digunakan untuk menangani kegagalan komponen sistem adalah pengawasan dan redundancy. Jika salah satu system gagal, bagian redundancy akan segera mengambil aloh dan system dapat terus beroperasi tanpa interupsi.

b. Memperbaiki Kesalahan
Backup File

Sumber :
http://safrilblog.wordpress.com/2012/11/21/hambatan-pasif-struktur-pengendalian-intern/
http://bloganes.blogspot.com/2012/11/33-jelaskan-hambatan-pasif-contohnya.html

3.2 JELASKAN HAMBATAN AKTIF DAN CONTOHNYA

Hambatan adalah eksploitasi potensial dari kerentanan. Hambatan aktif adalah hambatan yang diterima oleh sistem secara langsung oleh si penghambat tersebut. Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap komputer dan sabotase terhadap computer. Hambatan aktif sendiri dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan sebuah pekerjaan, dan menyalahgunakan prosedur yang ada.

Contoh hambatan aktif yang biasa terjadi, diantaranya :

– Penggantian Berkas Secara Langsung
Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses secara langsung terhadap basis data.

– Manipulasi input
Manipulasi input merupakan metode yang biasa digunakan. Metode ini mensyaratkan
kemampuan teknis yang paling minimal. Seseorang bisa saja mengubah input tanpamemiliki pengetahuan mengenai cara operasi sistem komputer.

– Mengubah program
Merubah program mungkin merupakan metode yang paling jarang digunakan untuk
melakukan kejahatan komputer. Langkanya penggunaan metode ini mungkin karenadibutuhkan keahlian pemrograman yang hanya dimiliki oleh sejumlah orang yang terbatas.Selain itu, banyak perusahaan besar memiliki metode pengujian program yang dapatdigunakan untuk mendeteksi adanya perubahan dalam program

– Mengubah file secara langsung
Dalam nenerapa kasus, individu-individu tertentu menemukan cara untuk memotong
(bypass) proses normal untuk menginputkan data ke dalam program computer. Jika hal ituterjadi, hasil yang dituai adalah bencana

– Pencurian data
Sejumlah informasi ditransmisikan antarperusahaan melalui internet. Informasi ini rentanterhadap pencurian pada saat transmisi. Informasi bisa saja disadap. Ada juga kemungkinanuntuk mencuri disket atau CD dengan cara menyembunyikan disket atau CD ke dalamkantong atau tas. Laporan yang tipis juga bisa dicuri dengan dimasukkan ke dalam kotak sampah.

– Sabotase
Seorang penyusup menggunakan sabotase untuk membuat kecurangan menjadi sulit danmembingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah database akuntansi dan
kemudian mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan melakukan sabotase terhadapharddisk atau media lain.

– Penyalahgunaan atau pencurian sumber daya informasi
Salah satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada saat seorang karyawan
menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk kepentingan pribadi.

Cara utama untuk mencegah hambatan aktif terkait dengan kecurangan dan sabotase adalah dengan menerapkan tahap-tahap pengendalian akses yakni pengendalian akses lokasi, akses sistem dan akses file.

Sumber : http://tegaryosuaadhi.blogspot.com/2012/11/hambatan-aktif-dan-contohnya_28.html

3.1 JELASKAN KERENTANAN SISTEM

KERENTANAN SISTEM

Yang dimaksud Kerentanan adalah suatu kelemahan sedangkan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks. Jadi kerentanan dalam sistem dapat diartikan suatu kelemahan dalam suatu komponen atau elemen yang saling berintegrasi.
Segala sesuatu di dunia ini pasti mempunyai kelemahannya masing-masing. Begitu juga dalam sistem, penggunaan atau akses yang tidak sah, perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat keras, gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan oleh petugas merupakan beberapa contohbetapa rentannya sistem informasi menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari penggunaan sistem informasi yang ada. Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data tersebut disimpan secara manual.
Jika membicarakan tentang kerentanan pasti berhubungan dengan ancaman. Karena ada kerentanan maka pasti akan ada ancaman-ancaman dalam sistem. Ada dua pendekatan dasar yang dipakai untuk meneliti kerentanan dan ancaman-ancaman sistem informasi:

1. Pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko
2. Pendekatan kwalitatif

Di dalam pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko, setiap kemungkinan kerugian dihitung sesuai hasil biayakerugian perorangan dikalikan dengan kemungkinan munculnya. Terdapat beberapa kesulitan di dalammenerapkan pendekatan kwantitatif untuk menaksir kerugian.

1. Kesulitan mengidentifikasi biaya relevan per kerugian dan kemungkinan-kemungkinan yang terkait.
2. Kesulitan menaksir kemungkinan dari suatu kegagalan yang memerlukan peramalan masa depan.

Pendekatan kwalitatif untuk penaksiran risiko dilakukan dengan mengurutkan kerentanan dan ancaman sistim,dan menyusun secara subyektif menurut sumbangan mereka terhadap kemungkinan total kerugianperusahaan. Terlepas metoda yang digunakan, setiap analisa harus mencakup kemungkinan kerugian untukmasalah berikut ini:

1. gangguan bisnis
2. kehilangan perangkat lunak
3. kehilangan data
4. kehilangan perangkat keras
5. kehilangan fasilitas-fasilitas
6. kehilangan layanan dan pegawai.

Referensi :
• Heta Antina R.M, Kerentanan dan Gangguan dalam Sistem Informasi, [online], (http://heta-a-r-feb10.web.unair.ac.id/artikel_detail-40713-SISTEM%20INFORMASI%20MANAJEMEN-Kerentanan%20dan%20Gangguan%20Terhadap%20Sistem%20Informasi.html ,diakses tanggal 18 Oktober 2012)
• Hantoro Arief Gisijanto, Information System Security, [online], (hantoro.staff.gunadarma.ac.id/…/Bab+7+(pertemuan+8).ppt ,diakses tanggal 18 Oktober 2012)
http://anandyarevannie.blogspot.com/2012/11/kerentanan-dalam-sistem.html